Ummiku
sayang
Aku pernah punya harapan, aku pernah punya mimpi. Namun,
mimpi dan harapanku harus kandas saat belum tercapai. Harapanku musnah,
semangatku hilang.
Sedih dan kecewa, aku seperti kehilangan gairah hidup; arah.
Ibarat
berada di sebuah kapal, aku yang
mengemudi dan kukemudikan ke tujuan
sesuai keinginanku.
Namun, di tengah perjalanan kapal yang ku kemudikan terbentur batu dan di terjang badai.
Kapalku hancur lebur dan aku tenggelam, buih-buih
laut seakan menertawakanku. Seakan mengejek “Punya tujuan jangan terlalu tinggi, sakit kalo jatuh. Haha”.
Kepingan kapal jatuh di dasar lautan bersamaan dengan
ragaku yang terhempas di terjang ombak. Aku terbawa arus, kadang menjauh dari
dari daratan dan kadang mendekati daratan. Aku sendiri, kesepian ditengah laut.
Membutuhkan pertolongan namun semua makhluk seakan acuh padaku yang terkapar di
dasar lautan yang memelas membutuhkan bantuan.
Aku berusaha bangkit dengan tenaga yang masih ku punya, ada
sedikit semangatku berkobar karena aku melihat daratan yang jaraknya tak
terlalu jauh dariku namun ombak besar
menerjangku lagi. Dan aku
terbawa lebih jauh dari daratan, jauh dan semakin jauh. Akhirnya aku pasrah,
semangat yang tadi berkobar telah lenyap, aku hanya bisa menangis.
Setelah lama aku terhempas ombak kesana kemari. Seperti ada
keajaiban, seorang perempuan cantik membantuku bangkit, membantuku keluar dari
ombak ia adalah bidadariku.
Lagi-lagi
bidadariku ini yang selalu siaga membantuku. Tuhan begitu baik karena telah
mengirimkan ia untukku. Terimakasih Tuhan, telah mengirimkan bidadari berhati
mulia ini. Aku tau Kau menyayangku wahai Tuhanku, melalui bidadariku kau
memberikan pertolonganMu yang amat berarti .
Kemudian
dengan senyumannya ia memeluk tubuhku yang basah dan kedinginan. Kurasakan
kasih sayangnya yang tulus, ia membelaiku. Aku pun menangis dalam peluknya, ia
ikut menangis.
Ku seka air matanya, kuberikan senyumku yang terasa beku karna lama di dasar lautan. Bidadari itu
membawaku ke khayangan, ia merawatku dan membimbingku.
Aku teringat ketika aku masih di dasar lautan, aku berpikir
tak ada yang akan peduli padaku, tak ada satupun yang menyayangiku dengan
tulus.
Namun aku salah, SALAH BESAR. Bidadariku selalu ada
untukku, ia akan selalu mengulurkan tangan ketika aku kesusahan. Ia tak akan
membiarkanku kecewa berlama-lama. Ia satu-satunya orang yang menyayangiku
dengan tulus, aku bisa merasakan tulusnya kasih sayangnya.
Ia berusaha menghiburku, ia tak ingin aku berteman dengan
kekecewaan. Nasehat demi nasehat ia nyanyikan, pengertiannya membuatku semakin
sayang, dan tak lupa motivasi selalu ia dendangkan. Hingga akhirnya aku
tersenyum lagi, terimakasih bidadariku, entah harus dengan apalagi aku membalas
semua kebaikanmu yang teramat tulus. Aku menyayangimu, melebihi sayangku pada manusia
sejagat raya ini. Hanya engkau alasanku tersenyum. Hanya engkau, dan hanya
engkau ummi:* you’re my everythink<3
”Seorang ibu akan merasa risau
ketika melihat anak bersedih. Seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya jatuh
terlalu lama, ia akan senantiasa ada untuk anaknya. Baginya, kebahagiaan
anaknya lah yang utama. Aku
menyayangimu bu<3 emuah:* “
Ket:
o
Bidadari = Ummiku;
o
buih-buih = orang lain;
o
terbentur batu dan diterjang badai = cobaan;
o
sebuah kapal = usaha untuk menggapai mimpi dan
harapan;
o
tujuan = mimpi dan harapan ;
o
air laut = kekecewaan;
o
senyumku = semangatku;
o
ombak besar menerjangku lagi = ocehan haters,
ucapan orang yang hanya membuatku semakin down.