Selasa, 28 Juli 2015

Lelah



        

          Hari ini benar-benar parah. Aku tau ini ujian dari Allah, Allah ingin aku menjadi perempuan yang kuat, tapi kuatkah aku menghadapi semua ini?
          Rasanya aku terlalu lelah, dan aku hanya bisa pasrah. Kuwarnai hari-hariku walau hanya dengan warna hitam putih, hidupku tak jauh dari kata suram :’)
          Tuhan, maukah Engkau menirimkan seseorang tuk jadi penopang saat aku tak mampu berdiri sendiri?
          Tuhan, aku hanya perempuan yang kadang lemah, aku ingin pundak yang selalu ada ketika aku ingin menangis, aku ingin sebuah pelukan ketika aku terisak.
          Tuhan, semua ini terasa perih saat kulalui semuanya dengan kesendirian dan kehampaan.
          Tuhan, bukan aku tak tau rasa syukur, tapi sungguh aku ikhlas dengan semua ini. Aku tau Kau menyayangiku, Engkau memberiku cobaan dan ujian ini karena Kau tau aku mampu melewatinya. Engkau tak mungkin memberikan cobaan atau ujian yang diluar batas kemampuan hambaMu, aku percaya itu.
          Tapi salahkah aku, hinakah aku jika aku meminta padamu untuk mengirimkan seseorang yang mampu mengerti aku selain ibuku? Yang mampu mengerti tentang kehidupan bukan yang hanya mengerti tentang cinta kepada wanita cantik.
          Tuhan, ketika aku menangis dihadapanMu rasanya aku tak mampu berhenti, aku ingin terus menunduk dan menangis dihadapanMu hingga aku benar-benar lelah untuk menangis, hingga air mataku habis.
          Tuhan, tak tau dirikah aku jika aku menginginkan seseorang yang dapat membantuku bangkit ketika aku terjatuh? Aku lelah jika harus bangkit sendiri. Rasanya persendianku tak mampu menopang tubuhku. Aku hanya manusia biasa yang membutuhkan seseorang, apa salah jika aku memintaMu untuk mengirimkan seseorang itu?
          Aku ingin ada sepasang tangan yang rela mengusap air mataku ketika aku menangis, yang ikhlas membelaiku ketika aku terisak, yang mau memelukku ketika aku kalap.
          Aku butuh seseorang yang mampu menguatkan aku, yang mampu menasehatiku dan mampu menghiburku. Aku lelah melakukannya sendirian. Aku memang pandai menghibur orang lain. Aku memang mahir memberi nasehat dan menyemangati orang lain, tapi sungguh aku tak mampu melakukan itu untuk diriku sendiri.
          Aku terlalu rapuh, aku berusaha untuk bahagia namun itu terasa mengganjal, menyakitkan, dan hambar. Hatiku menangis, aku tak sanggup, aku benar-benar lelah.
          Ingin rasanya aku menangis kemudian ada seseorang yang menenangkanku, membiarkanku menangis dalam pelukan hangatnya, hingga aku tertidur dalam dekapan penuh kasih sayangnya.
          Tapi, rasanya itu hanya sebuah mimpi. Ingin ku marah namun aku tak tau akan marah kepada siapa? Kepada diriku sendiri? Karena aku terlalu lemah, karena aku terlalu cengeng? Aku tidak lemah, aku kuat, jika ada yang seseorang yang mampu memberiku motivasi sehingga aku menjadi kuat.
          Aku percaya akan janji Allah, bahwa semua ada hikmahnya dan semua akan indah pada waktunya, entah itu kapan.
          Satu kata yang selalu diteriakkan hatiku adalah aku benar-benar “LELAH”.

Jumat, 03 Juli 2015

Pasukan Anti Banjir



Akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua murid bergegas ke rumah masing-masing kecuali mereka yang aktif di organisasi. Hari ini eskul HS (Hijau Segar) mengadakan penanaman di sekitar basecamp osis, yang kebetulan pengurus osis sedang mengadakan rapat.
“Kita tanam disini aja yah” tanya Sashi pada salah seorang temannya
“Iya disitu aja, disitu juga sering banjir” sahut Afi mengiyakan
Mereka menanami tanaman dengan penuh suka cita, mereka kan para pecinta lingkungan, walaupun di eskul ini hanya 10 anggota, tapi mereka sangatlah kompak, eskul ini adalah eskul yang sangat tidak di minati, eskul yang selalu jadi bahan ejekan.
Yudhi yang melihat anak HS menanami tanaman timbul niat jahat, ia ingin merusak tanaman tersebut, ‘kurang ajar mereka, menanami tanaman jelek di basecamp gue, nanti gue rusak aja ah, malu-maluin ajah’ ucap Yudhi membatin
Setelah tanaman selesai di tanam, anak HS menuju basecampnya, anak SMA Negeri 1 tidak mengetahui tentang basecamp HS, maklum lah, anak SMA Negeri 1 memandang remeh eskul ini. Tapi anggota HS tidak pernah marah ataupun benci di ejek anak-anak SMA Negeri 1.
“Eh, pulang yuk? Udah sore nih” ujar Angga yang merupakan ketua dari eskul HS ini
“Iya yuk” jawab Mitha seraya berdiri dari tempat duduknya, semua pun mengikuti Mitha dan Angga, sebelum pulang, mereka saling berjabat tangan.
Keesokan harinya anak HS ketika keliling sekolah untuk menyiram tanaman dibuat terkejut saat melihat tanaman yang kemarin sore mereka tanam di sekitar basecamp osis rusak, mereka bingung kenapa bisa rusak begini.
“Kok tanamannya rusak sih, hampir seluruhnya lagi” ujar Sashi kecewa
“Hmm, yaudah nanti sepulang sekolah kita tanam kembali” ujar Agus menenangkan Sashi
Sepulang sekolah, dengan sabar mereka menanami tanaman di sekitar basecamp osis lagi, dengan penuh semangat mereka menanami, mereka sangat ikhlas melakukan ini, walaupun hanya di cemooh murid lain, tapi mereka tidak pernah mengambil hati atas ucapan yang mereka ucapkan.
“Biarin aja mereka mau bilang apa, yang penting yang kita lakukan tidak menyimpang” begitu yang selalu Angga lontarkan untuk tidak mengambil hati cemoohan murid lain
Keesokan harinya, tanaman yang di tanam setelah sepulang sekolah rusak lagi, dan itu berulang-ulang sampai mereka pun geram, ingin mengetahui siapa perusaknya.
“Gimana kalau kita jebak pelakunya saja” usul Ahmad
“Caranya?” tanya Sashi
“Besok kita tanam tanaman di sekitar situ lagi, setelah itu kita sembunyi di tempat yang tersembunyi tetapi tetap bisa melihat area basecamp osis” usul Ferdy antusias, semua terlihat tampak memikirkan sesuatu
“Boleh juga tuh” respon Angga menyetujui
“Tapi kalau gak berhasil gimana? Kalau pelakunya melakukan aksinya malam-malam, masa iya kita mau nunggu sampe malem?” sanggah Sashi mulai pesimis
“Nggak bakal kok, pasti berhasil, soalnya menurut aku, pelakunya itu siswa, siswa yang gak suka sama eskul HS” ujar Ferdy panjang lebar
Semua manggut-manggut, antara setuju dengan tidak setuju, tapi akhirnya mereka setuju dan melakukan misinya setelah sepulang sekolah. Dan benar saja, pelakunya melakukan aksinya dan akhirnya mereka tau siapa pelakunya, ternyata anak PO. Awalnya Rendy ingin memberi pelajaran kepada sang perusak tetapi di cegah Angga. Setelah mengetahui pelakunya anak PO, Angga menyimpulkan bahwa anak PO tidak suka anak HS menanami tanaman di sekitar basecampnya.
Sudah sebulan ini, bumi di basahi air yang turun dari langit, udara pun dingin. Dan banjir dimana-mana, itu akibat ulah manusia yang serakah.
SMA Negeri 1 pun kebanjiran, dan anggota PO pun kebingungan, karna nanti sepulang sekolah akan ada kunjungan dari sekolah lain, dan rencananya acara akan berlangsung di basecamp osis. Tapi basecamp kebanjiran, anak HS yang mendengar kabar tersebut mengusulkan untuk mengadakan acara tersebut di basecamp HS yang kebetulan sama sekali tidak becek apalagi banjir.
Dan akhirnya acara berlangsung di basecamp HS, tamu undangan di buat terkesan karna tempat acara berlangsung sangatlah indah, rindang dan menakjubkan. Para tamu undangan merasa puas dengan acara ini.
Anggota PO pun berterimakasih kepada anggota HS, dan YACI (Yudhi, Andri, Cinta, Indri) pun meminta maaf  karna telah merusak tanaman yang ditanam di area basecamp osis. Anggota HS pun memaafkannya.
Dan kemudian oleh anggota PO di demonstrasikan kegiatan HS,  SMA Negeri 1 pun menjadi hijau dan asri, dan kini sudah menyandang sekolah Adiwiyata. Jika penghujan datang, tidak kebanjiran lagi. Itu semua berkat kerja sama warga SMA Negeri 1 yang selalu menjaga lingkungan.

Sebuah Rasa

Cinta.. Sulit bagiku mengartikan sebuah rasa cinta Kata-kata pun seakan bisu untuk menerjemahkannya Ibarat mata yang tak bisa meman...