Hari ini benar-benar
parah. Aku tau ini ujian dari Allah, Allah ingin aku menjadi perempuan yang
kuat, tapi kuatkah aku menghadapi semua ini?
Rasanya aku terlalu lelah, dan aku hanya bisa pasrah.
Kuwarnai hari-hariku walau hanya dengan warna hitam putih, hidupku tak jauh
dari kata suram :’)
Tuhan, maukah Engkau menirimkan seseorang tuk jadi penopang
saat aku tak mampu berdiri sendiri?
Tuhan, aku hanya perempuan yang kadang lemah, aku ingin
pundak yang selalu ada ketika aku ingin menangis, aku ingin sebuah pelukan
ketika aku terisak.
Tuhan, semua ini terasa perih saat kulalui semuanya dengan
kesendirian dan kehampaan.
Tuhan, bukan aku tak tau rasa syukur, tapi sungguh aku
ikhlas dengan semua ini. Aku tau Kau menyayangiku, Engkau memberiku cobaan dan
ujian ini karena Kau tau aku mampu melewatinya. Engkau tak mungkin memberikan
cobaan atau ujian yang diluar batas kemampuan hambaMu, aku percaya itu.
Tapi salahkah aku, hinakah aku jika aku meminta padamu
untuk mengirimkan seseorang yang mampu mengerti aku selain ibuku? Yang mampu
mengerti tentang kehidupan bukan yang hanya mengerti tentang cinta kepada
wanita cantik.
Tuhan, ketika aku menangis dihadapanMu rasanya aku tak
mampu berhenti, aku ingin terus menunduk dan menangis dihadapanMu hingga aku
benar-benar lelah untuk menangis, hingga air mataku habis.
Tuhan, tak tau dirikah aku jika aku menginginkan seseorang
yang dapat membantuku bangkit ketika aku terjatuh? Aku lelah jika harus bangkit
sendiri. Rasanya persendianku tak mampu menopang tubuhku. Aku hanya manusia
biasa yang membutuhkan seseorang, apa salah jika aku memintaMu untuk
mengirimkan seseorang itu?
Aku ingin ada sepasang tangan yang rela mengusap air mataku
ketika aku menangis, yang ikhlas membelaiku ketika aku terisak, yang mau
memelukku ketika aku kalap.
Aku butuh seseorang yang mampu menguatkan aku, yang mampu
menasehatiku dan mampu menghiburku. Aku lelah melakukannya sendirian. Aku
memang pandai menghibur orang lain. Aku memang mahir memberi nasehat dan
menyemangati orang lain, tapi sungguh aku tak mampu melakukan itu untuk diriku
sendiri.
Aku terlalu rapuh, aku berusaha untuk bahagia namun itu
terasa mengganjal, menyakitkan, dan hambar. Hatiku menangis, aku tak sanggup,
aku benar-benar lelah.
Ingin rasanya aku menangis kemudian ada seseorang yang
menenangkanku, membiarkanku menangis dalam pelukan hangatnya, hingga aku
tertidur dalam dekapan penuh kasih sayangnya.
Tapi, rasanya itu hanya sebuah mimpi. Ingin ku marah namun
aku tak tau akan marah kepada siapa? Kepada diriku sendiri? Karena aku terlalu
lemah, karena aku terlalu cengeng? Aku tidak lemah, aku kuat, jika ada yang
seseorang yang mampu memberiku motivasi sehingga aku menjadi kuat.
Aku percaya akan janji Allah, bahwa semua ada hikmahnya dan
semua akan indah pada waktunya, entah itu kapan.
Satu kata yang selalu diteriakkan hatiku adalah aku
benar-benar “LELAH”.