Sabtu, 12 Desember 2015

My mom



Ummiku sayang
          Aku pernah punya harapan, aku pernah punya mimpi. Namun, mimpi dan harapanku harus kandas saat belum tercapai. Harapanku musnah, semangatku hilang.
          Sedih dan kecewa, aku seperti kehilangan gairah hidup; arah.
Ibarat berada di sebuah kapal, aku yang mengemudi dan kukemudikan ke tujuan sesuai keinginanku.
          Namun, di tengah perjalanan kapal yang ku kemudikan terbentur batu dan di terjang badai. Kapalku hancur lebur dan aku tenggelam, buih-buih laut seakan menertawakanku. Seakan mengejek “Punya tujuan jangan terlalu tinggi, sakit kalo jatuh. Haha”.
          Kepingan kapal jatuh di dasar lautan bersamaan dengan ragaku yang terhempas di terjang ombak. Aku terbawa arus, kadang menjauh dari dari daratan dan kadang mendekati daratan. Aku sendiri, kesepian ditengah laut. Membutuhkan pertolongan namun semua makhluk seakan acuh padaku yang terkapar di dasar lautan yang memelas membutuhkan bantuan.
          Aku berusaha bangkit dengan tenaga yang masih ku punya, ada sedikit semangatku berkobar karena aku melihat daratan yang jaraknya tak terlalu jauh dariku namun ombak besar menerjangku lagi. Dan aku terbawa lebih jauh dari daratan, jauh dan semakin jauh. Akhirnya aku pasrah, semangat yang tadi berkobar telah lenyap, aku hanya bisa menangis.
          Setelah lama aku terhempas ombak kesana kemari. Seperti ada keajaiban, seorang perempuan cantik membantuku bangkit, membantuku keluar dari ombak ia adalah bidadariku.
Lagi-lagi bidadariku ini yang selalu siaga membantuku. Tuhan begitu baik karena telah mengirimkan ia untukku. Terimakasih Tuhan, telah mengirimkan bidadari berhati mulia ini. Aku tau Kau menyayangku wahai Tuhanku, melalui bidadariku kau memberikan pertolonganMu yang amat berarti .
Kemudian dengan senyumannya ia memeluk tubuhku yang basah dan kedinginan. Kurasakan kasih sayangnya yang tulus, ia membelaiku. Aku pun menangis dalam peluknya, ia ikut menangis.
          Ku seka air matanya, kuberikan senyumku yang terasa beku karna lama di dasar lautan. Bidadari itu membawaku ke khayangan, ia merawatku dan membimbingku.
          Aku teringat ketika aku masih di dasar lautan, aku berpikir tak ada yang akan peduli padaku, tak ada satupun yang menyayangiku dengan tulus.
          Namun aku salah, SALAH BESAR. Bidadariku selalu ada untukku, ia akan selalu mengulurkan tangan ketika aku kesusahan. Ia tak akan membiarkanku kecewa berlama-lama. Ia satu-satunya orang yang menyayangiku dengan tulus, aku bisa merasakan tulusnya kasih sayangnya.
          Ia berusaha menghiburku, ia tak ingin aku berteman dengan kekecewaan. Nasehat demi nasehat ia nyanyikan, pengertiannya membuatku semakin sayang, dan tak lupa motivasi selalu ia dendangkan. Hingga akhirnya aku tersenyum lagi, terimakasih bidadariku, entah harus dengan apalagi aku membalas semua kebaikanmu yang teramat tulus. Aku menyayangimu, melebihi sayangku pada manusia sejagat raya ini. Hanya engkau alasanku tersenyum. Hanya engkau, dan hanya engkau ummi:* you’re my everythink<3

”Seorang ibu akan merasa risau ketika melihat anak bersedih. Seorang ibu tidak akan membiarkan anaknya jatuh terlalu lama, ia akan senantiasa ada untuk anaknya. Baginya, kebahagiaan anaknya lah yang utama. Aku menyayangimu bu<3 emuah:* “
Ket:
o   Bidadari = Ummiku;
o   buih-buih = orang lain;
o   terbentur batu dan diterjang badai = cobaan;
o   sebuah kapal = usaha untuk menggapai mimpi dan harapan;      
o   tujuan = mimpi dan harapan ;
o   air laut = kekecewaan;
o   senyumku = semangatku;
o   ombak besar menerjangku lagi = ocehan haters, ucapan orang yang hanya membuatku semakin down.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebuah Rasa

Cinta.. Sulit bagiku mengartikan sebuah rasa cinta Kata-kata pun seakan bisu untuk menerjemahkannya Ibarat mata yang tak bisa meman...