Kamis, 12 Maret 2015

Dari hatiku yang terdalam

Sebenarnya aku tau arti perhatianmu dan pengertianmu selama ini..
Aku faham dengan sikapmu terhadapku..
Mungkin aku adalah seseorang yang bodoh..
Menyia-nyiakan orang yang tulus cinta kepadanya..

Aku dapat merasakan ketulusanmu itu wahai pangeran..
Tapi seakan aku selalu mengacuhkan itu..
Sejujurnya, entah mengapa..
Aku berbeda, aku merasa aku kehilangan aku yang dulu..

Aku jatuh cinta padamu
Tapi hatiku tertutup
Bukan takut cinta
Tapi aku hanya tidak ingin ada yang menyakiti hatiku (lagi)

Mungkin aku terkesan tidak bersungguh-sungguh mencintaimu..
Padahal sebenarnya tidak seperti itu..
Dan kini yang terbaik adalah
Kau lupakan saja aku

Aku tak pantas untukmu wahai prince nice
Aku hanya bisa mengecewakanmu
Aku akan menata hatiku dahulu
Yang pernah hancur karna cinta di masa lalu

Sikapku tak adil padamu
Seakan aku seperti memberi harapan palsu padamu
Tapi sungguh aku tidak mempunyai niat seperti itu
Maaf atas sikapku selama ini

"JAUHI AKU DAN LUPAKAN AKU JIKA MEMANG KAMU INGIN BAHAGIA"
to = pRince

Sabtu, 07 Maret 2015

Tentang aku

Aku sedang tidak ingin jatuh cinta kepada seorang pria.. cukuo perih dan sakit hatiku ini, luka yang kau toreh kan..
Aku sudah memaafkan dia yang menyakitiku tapi aku tak pernah lupa cara dia menyakitiku...
Bukan aku benci semua pria hanya karena seorang pria.. aku hanya berusaha menjaga hatiku saja, supaya tidak tersakiti lagi..
Mungkin banyak yang beranggapan aku cemen !
Hanya karena semua pria aku jadi takut jatuh cinta..
Sekali lagi ku tegaskan ! AKU TIDAK TAKUT JATUH CINTA !
Aku hanya ingin melupakan semua kepedihan dari hati ini..
Entah mengapa hatiku tertutup dan terkunci
Aku yakin akan ada seorang pria yang datang untuk menyembuhkan luka dihatiku ini dan membuka hatiku kembali yang sudah terkunci..
Membuka menggunakan cinta kasih tulusnya..
Mengobati luka di hatiku dan menempatkan dirinya di dalam lubuk hatiku yang paling dalam, selamanya..
Aku yakin, semua ada waktunya :)

Puisi tanpa Judul

Setiap malam aku menangis
Bukan menangisi nasibku
Tapi ini karena aku tak bisa
Bahagiakan orang di sekelilingku

Dan sering aku bertanya pada diriku sendiri
Untuk apa aku hidup?
Apa tujuan hidupku?
Tapi diri ini hanya mengerang tak tau

Andai aku mempunya teman
Sebagai kawan menapaki masa depan
Tapi itu hanyalah angan-angan
Mempunyai teman tidak semudah itu

Sampai detik ini aku belum menemukan
Seseorang yang dapat ku percaya
Dan hanya tangislah temanku
Hanya lembaran kertas dan tinta
Yang setia dengan curahan hatiku

Ah sudahlah..
Toh aku masih mempunyai Umi dan Abi
Yang selalu membimbingku
Supaya bisa menjadi wanita yang mulia

Sesuai namaku..
Nisa yang berarti Wanita
Dan Nafisah yang artinya Mulia
Itulah doa orang tuaku melalui namaku

Dan aku bersyukur..
Karena masih mempunyai
Allah yang senantiasa menjaga
Dan melindungiku kapanpun dan dimanapun aku berada

Hanya melalui puisi/tulisan lah
Aku merasa lega
Tanpa beban, walaupun mereka
Tak bisa menjawab / memberiku masukan

Tapi setidaknya mereka
Tak pernah mengumbar rahasiaku
Seperti mulut-mulut manusia
Yang begitu mudah membuka rahasiaku

Aku tidak membenci mereka
Yang dengan mudahnya mengumbar rahasiaku
Aku hanya kecewa kepada mereka
Karena kepercayaanku dihianati

Aku selalu berusaha memaafkan mereka
Walaupun itu sangat sulit
Bukankah Allah Maha Pemaaf?
Dan aku di ajarkan sedari kecil

Untuk tidak memelihara dendam
Aku di ajarkan untuk bisa meminta maaf terlebih dahulu
Jika aku memang yang salah
Dan memaafkan kesalahan orang lain

Untukmu

Biarkan ku mencoba untuk melupakanmu
Walau sesungguhnya aku tak mampu
Aku terlalu mencintaimu
Luka ini pun tak membuatku
Untuk membencimu..

Aku tak tau mengapa
Tapi sungguh aku sangat menyayangimu
Aku ingin rasa ini uamg untukmu tetap ada, selalu..
Tapi aku tidak bisa membahagiakanmu
Aku hanya bisa kecewakanmu

Maka ku putuskan untuk menjauhimu
Bukan untuk membencimu
Tapi dengan cara ini lah
Aku menyayangimu, dalam diam
Dan doaku selalu ada kamu
Aku harap kamu bisa bahagia, tanpaku..

Sebuah Rasa

Cinta.. Sulit bagiku mengartikan sebuah rasa cinta Kata-kata pun seakan bisu untuk menerjemahkannya Ibarat mata yang tak bisa meman...